Ternyata begini rasanya ikut tantangan menulis di gurusiana. Awal mula ketika akan ikut, memang agak memberanikan diri. Sempat berpikir simpel, kalau memang tidak punya ide mau menulis apa buat dua tiga patah kalimat curhat ala emak-emak juga pasti bisa ditulis setiap hari. Tapi ternyata, ketika menulis sudah di limit batas tayang tulisan dan pas tulisan sudah jadi jaringan tidak stabil, jadi deg-deg an. Rasa yang sama seperti nunggu telepon dari pacar.

Kemarin saya ikut kelas pembatik tahun 2020 level 3. Sebenarnya tahun kemarin juga sudah sampai di level 3 bersama 29 perwakilan provinsi. Tapi tahun ini ternyata yang sudah lulus level 3 tahun kemarin diperbolehkan ikut lagi level 3 tahun ini. Ketika dapat surat edaran dari grup Sahabat Rumah Belajar Sumatera Selatan, tidak terlalu tertarik untuk ikut. Pas dapat modulnya dari Duta Rumah Belajar Sumsel, ada yang menarik ternyata. Di level 3 Pembatgik 2020 belajar membuat media pembelajaran interaktif menggunakan articulate storyline. Ilmu ini tidak dapat di level 3 tahun 2019. Akhirnya saya putuskan ikut daftar sekalian mau upgrade ilmu.

Materi yang menarik membuat penasaran belajar tutorial mengerjakan media pembelajaran interaktif, tidak terasa pas dilihat sudah jam sebelas malam. Tantangan menulis belum dikerjakan. Ditambah lagi tulisan cerpen bersambung part 8 juga belum siap tayang. cerpennya memang saya buat satu part satu hari. Akhirnya buat tulisan dadakan. Paling tidak jangan remedial. Baru hari ke 9 sudah terjun bebas rasanya gimana. lebih deg-degan dari menunggu telepon pacar

#TantanganMenulisGurusiana Hari ke 9